Tuesday, June 5, 2018

Titik Terendah

Hello! 

Sudah lama sekali gak pernah nulis disini hahaha. Udah hampir dua tahun kayaknya sejak terakhir bikin post wkwkwk. Dan selama dua tahun itu hidupku nano nano sekali. Mulai dari lulus kuliah dan gak tau harus apa, merasa gak punya kemampuan apapun untuk dijual demi dapet kerja. Sedangkan satu persatu temanku mulai menemukan yang imereka cari. Setahun lebih luntang-lantung gak jelas, sampai akhirnya aku mendapatkannya, tapi....

Tapi aku melepaskannya begitu saja, hanya sebentar sekali. Dan itu merupak kebodohanku yang teramat bodoh. Tidak bertahan lebih lama, aku yang biasanya kuat ditempa mendadak sangat rapuh tertiup angin. Yang akhirnya runtuh juga. Andai saja aku bisa lebih kuat, bisa melawan diriku sendiri, bisa berdamai dengan keaadan, dan bisa keluar dari zona nyaman. Dan itu hanya berandai andai. Faktanya semua sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur, dan aku sudah melakukan kesalahan teramat fatal, aku jatuh.. yang berujung penyesalan tanpa henti.

Kejatuhanku itu pula membawaku pada titik terendah dalam hidupku. Hatiku hancur, tidur tak nyenyak, nafsu makan hilang, orang-orang sekitar menyalahkanku. Aku patah, kehilangan arah. Selama berminggu-minggu diam-diam aku meratapi nasibku yang kurang beruntung, menangis sendiri, menyalahkan diri sendiri, dan enggan bertemu orang sekitar. Iya, aku menyendiri, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk Kota Malang. Aku kehilangan semangat, seolah-olah hari akan selalu abu-abu. 

Aku memutuskan untuk tidak pulang kala itu. n Terlalu sakit untuk pulang, terlalu sedih untuk menceritakan apa yang terjadi padaku. Rasanya hati teriris tiap haru menceritakan kisahku ke orang lain, yang bahkan mereka bukan khawatir dengan keadaanku dan perasaanku, tapi lebih menyalahkanku karena aku melakukan kesalahan itu. Aku malu untuk betemu dunia luar, tidak ada pencapain yang aku lakukan, namun kejatuhan yang menyesakkan.

I'm pretend like everything is okay. Tersenyum seolah semuanya baik-baik saja. Bercerita tentang hal-hal baru yang membahagiakan. Jelas via telepon, karena aku enggan orang lain tahu keadaanku yang sebenernya, betapa menyedihkannya aku. Karena aku gak mau orang lain mengoblokkan aku, cukuplah aku sendiri yang menggoblokkan diri sendiri, jangan ditambah lagi.

Aku stress, depresi, selalu negative thinking sama hidupku. Untungnya aku masih takut mati, sehingga aku gak melakukan hal-hal yang diluar kendaliku, seperti bunuh diri misalnya. Lupa rasanya rumah.  Terlalu takut untuk pulang, apakah ada yang mau menerimaku jika aku pulang? apakah ada yang mau memelukku dan membisikkan semua baik-baik saja? aku tersesat, entah harus kemana melangkah.

Aku berada di titik terendah dalam hidupku, hingga lupa rasanya tersenyum..
Sampai hari ini pun, aku lupa rasanya tersenyum tulus.
Sejak kejadian itu, hidupku seoalah berubah..

No comments:

Post a Comment